Showing posts with label temanggung. Show all posts
Showing posts with label temanggung. Show all posts

SEMUA TENTANG TEMANGGUNG

Posted by Unknown 0 komentar

1. Curug Titang - Temanggung

2. Jumprit - Temanggung

3. Sejarah Kabupaten Temanggung

4. Misteri Situs Liyangan - Temanggung

5. Arung Jeram Di Sungai Progo - Temanggung Menantang Keahlian Arung Jeram Anda

6. Prasasti Gondosuli

7. Candi Pringapus Temanggung - Candi Purbakala Yang Erat Kaitannya Dengan Dewa Siwa

8. Pembunuhan Massal di temanggung dan perjuangan di kali progo

9. PISANG AROMA MAKANAN KHAS TEMANGGUNG

10. KI AGENG MAKUKUHAN KEDU

11. KERIPIK TALAS ASLI TEMANGGUNG

12. BUAH KHAS DARI KLEDUNG TEMANGGUNG

13. AWAL MULA PENAMAAN POSONG

14. DITEMUKAN LAGI SISA ZAMAN PRASEJARAH DI TEMANGGUNG

15. DESA WISATA DI KANDANGAN TEMANGGUNG

16. POTENSI WISATA DI EMBUNG KLEDUNG TEMANGGUNG

17. DITEMUKAN LAGI KERAMIK DARI DINASTI TANG DI SITUS LIYANGAN TEMANGGUNG

18. CURUG ONJE DENGAN TUJUH AIR TERJUNNYA

19. CURUG GUWUNG, CURUG INDAH YANG TERSEMBUNYI

20. PESONA ALAM DESA TLOGOPUCANG

21. MAKANAN EXTREEM DAN MENYERAMKAN DI TEMANGGUNG

22. KLENGKENG TEMANGGUNG

23. KOPI TEMANGGUNG

24. GOA LAWA BEJEN TEMANGGUNG

25. PETERNAK MADU DI TEMANGGUNG

26. KI AGENG MAKUKUHAN PART 2

27. GEDUNG BIOSKOP 4 DIMENSI DI TEMANGGUNG

28. MISTERI POHON WALITIS DI HUTAN RASAMALA - SELOPAMPANG TEMANGGUNG

29. LUMPANG GADING PENINGGALAN BERSEJARAH YANG TERLUPAKAN

30. Curug Lawe - Air Terjun Exotis dari Temanggung

31. Monumen Meteorit Temanggung - Salah Satu Wisata Langka Di Jawa

32. POSONG FENOMENA ALAM YANG TERSAJI SANGAT INDAH

33. KESENIAN KUDA LUMPING WONG TEMANGGUNG

34. CURUG TROCOH MEMBUAT ANDA SERASA MENYATU DENGAN ALAM

35. LIBURAN BERNUANSA SWISS DI KLEDUNG TEMANGGUNG

36. PENINGGALAN ZAMAN MEGALITIKUM DI LOWUNGU BEJEN TEMANGGUNG

37. WALITIS, POHON YANG SEHARUSNYA MENJADI ICON KEBESARAN TEMANGGUNG

38. SEGO GONO - MAKANAN UNIK KHAS DARI TEMANGGUNG

39. KESAKTIAN BAMBU RUNCING DARI PARAKAN

40. BAND ASAL TEMANGGUNG

41. Pesona Sindhumoyo Katekan Wisata Alam Dan Sunrise Terbaik Di Temanggung

42. Arti Lambang Kabupaten Temanggung

43. PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG DI SEKRIKIL

44. KEINDAHAN GUNUNG SUMBING DI MUSIM HUJAN

45. AYAM CEMANI TEMANGGUNG

46. Lagu Terbaik Teaser Band

47. Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah

48. Temanggung TV

49. Situs Bersejarah di Temanggung yang Tidak Terawat

50. LEGENDA DAN SEJARAH KOTA TEMANGGUNG

51. Legenda Desa Tepeng, Desa Yang Hilang di Temanggung

52. Legenda Terjadinya Desa Pendowo Kranggan Temanggung

53. Legenda Kisah Terjadinya Beberapa Desa di Kecamatan Kaloran

54. Legenda Desa Kali Manggis Kaloran Temanggung

55. Legenda Desa Tegowanuh Dan Gandulan Kaloran Temanggung

56. Legenda Desa LUNGGE Temanggung

57. Legenda Desa Selopampang Temanggung

58. Legenda Desa Gunung Payung Candiroto Temanggung

59. Temanggung Punya Jalan Lingkar

60. Tradisi Sadranan , Makna dan Cerita Menarik Di Dalamnya


Baca Selengkapnya ....

Tradisi Sadranan , Makna dan Cerita Menarik Di Dalamnya

Posted by Unknown 0 komentar


Tradisi temurun temurun pada bulan ruwah ini selalu menyita perhatian warga Temanggung. Sadranan memang mempunyai cerita sendiri ada kala di suatu desa dimana pada hari sadranan suasana menjadi meriah bahkan melebihi idul fitri. Berbagai macam pertunjukan dimulai dari pentas seni tradisional seperti kuda lumping, lengger, Topeng ireng dan lain sebagainya dipertontonkan pada hari itu. Tak kalah juga banyak diadakan berbagai pengajian besar untuk memeriahkan acara sadranan.

Sebenarnya jika kita menengok kebelakang ternyata sadranan adalah tradisi umat hindu budha sejak jaman nenek moyang kita. Namun sekarang arti sadranan biasanya ditujukan sebagai rasa syukur atas nikmat dan limpahan rizki yang telah diperoleh dan sebagai simbol kebahagiaan untuk menyambut bulan ramadhan.

Usut usut saya mendapatkan cerita yang menarik dari orang yang saya anggap tua dan mengetahui banyak hal dari asal usul bagaimana sadranan yang dulunya sebagai tradisi umat hindu budha itu sekarang menjadi tradisi umat muslim di pulau jawa terutama di Temanggung tempat saya tinggal. Ceritanya kurang lebih seperti ini.

Pada kala itu dimana umat hindu budha sedang melakukan sadranan di tengah - tengah kuburan datanglah seorang wali. Wali tersebut kemudian berbicara dengan tetua adat disana bahwa wali tersebut telah mendapatkan mimpi atau tetuah dari dewa yang berkuasa disana bahwa sekarang tidak boleh lagi melakukan sadranan di tengah-tengah kuburan. Sang tetua adat pun bertanya kepada wali tersebut kenapa dewa kami tidak membolehkan acara sadranan di kuburan dimana kami sudah melakukan ritual ini sejak dulu.

Sang wali pun menjawab kalau melakukan sadranan di kuburan nanti tempat para dewa akan menjadi kotor, karena sisa makanan dan bungkus makanan yang dibuang sembarangan. Dewa kalian akan murka dan akan mengutuk kalian semua. Karena merasa takut akan kutukan dewa akhirnya sang tetua yang memimpin sadranan itupun lantas bertanya kepada wali tersebut lalu dimana kami harus melakukan sadranan dan mempersembahkan sesaji kepada dewa kami?. Dewa kalian telah menyuruh saya untuk menyiapkan tempat yang bersih dan dan luas supaya kalian bisa melakukan sadranan disana" tutur wali tersebut. Dimana tempat itu kata tetua disana. Mari kalian semua ikuti aku begitu kata sang wali dan akhirnya warga yang akan melakukan sadranan mengikuti wali tersebut.



Ternyata warga dibawa ke sebuah masjid yang telah dibuat oleh si wali tersebut. Seperti kita ketahui masjid jaman dahulu memang bentuknya mirip dengan pura dan mungkin karena itu juga warga mau mengikuti apa yang diperintahkan oleh sang wali tersebut. Pelan pelan warga dituntun masuk satu persatu oleh wali tersebut dan disuruh untuk membasuh kaki, tangan serta wajah mereka terlebih dahulu sebelum masuk masjid tersebut, jaman dahulu pelataran masjid dibuat sebuah kolam yang berguna untuk mensucikan diri.

Setelah semua masuk masjid kemudian acara dimulai dengan pembacaan do'a oleh tetua adat mereka. Tetapi lagi-lagi sang wali berkata kepada tetua adat tersebut bahwa beliau telah mendapat wangsit untuk merubah bacaan tersebut karena jika tidak dirubah dewa mereka akan marah. Tetua adat pun memperbolehkan wali tersebut untuk membacakan doa yang baru. Sang wali kemudian berkata supaya warga menirukan apa yang dikatan oleh sang wali. Wargapun menyetujui dan mau menirukan apa yang dikatakan oleh wali tersebut. Dan saat itu wali tersebut membacakan syahadat dengan diikuti oleh semua warga yang mengikuti acara sadranan tersebut. Acara sadranan ditutup dengan makan-makan dan suka cita.

Akhirnya berkembanglah agama islam di desa itu selanjutnya acara sadranan selalu diisi oleh do'a do'a dan tahlil sebelum diakhiri dengan acara makan bersama.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Kebakaran di Carikan Jumo Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar

Telah terjadi kebakaran di Carikan Kertosari Jumo, kejadian berlangsung sekitar jam 1 siang. Rumah milik pak Kayatno harus ludes dimakan so jago merah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran itu. Tetapi kerugian ditaksir sekitar 250 juta.



Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Temanggung Punya Jalan Lingkar

Posted by Unknown 0 komentar

Tahun 2019 merupakan tahun istimewa untuk kota Temanggung karena dalam perencanaan akan dibangun jalur lingkar di Temanggung. Adapun jalur lingkar yang ada dalam perencanaan Bupati Temanggung, Bambang Sukarno adalah sebagai berikut :

Jalur lingkar akan dibangun sepanjang 22 kilometer dengan lebar jalan 25 meter dan terbagi atas dua ruas. Ruas pertama antara Temanggung-Campursari sepanjang 9 kilometer, dan ruas kedua antara Campursari-Parakan sepanjang 13 kilometer.

Pembangunan proyek akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Rute yang diambil yaitu dimulai dari Desa Sroyo melewati Pikatan, hingga tembus ke Desa Campursari, Kecamatan Bulu.

Rute dilanjutkan lagi hingga Desa Kalisat (sekitar RS PKU Muhammadiyah) melingkar melalui Desa Campursalam hingga ke Desa Tegalroso, Parakan. Dari Tegalroso diteruskan hingga Bansari dan berakhir di Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan Kledung.
Tentunya dengan jalan lingkar ini diharapkan akan mengurangi kemacetan terutama pada waktu hari besar dan pada waktu musim panen.

Sedikit beberan perkataan Bupati Temanggung Bambang Sukarno bahwa beliau tidak apa-apa dicela oleh para petani karena dianggap kurang membela petani tembakau. Tetapi beliau berfokus pada infrastruktur penunjang seperti jalan raya. Karena jika akses jalan mudah maka secara otomatis perekenomian akan ikut bertumbuh dengan makin banyaknya infestor dan pedagang yang dengan mudah menjangkau Temanggung. Maka secara otomatis petani juga ikut diuntungkan.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Desa Gunung Payung Candiroto Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar

Konon pada jaman dahulu kala hidup seorang empu pembuat senjata di puncak gunung itu. Nama empu itu tidak diketahui tetapi beliau hindup seorang diri di sana. Pada jaman dahulu untuk membuat sebuah senjata maka si pembuat harus melakukan puasa, tirakat, dan Bertapa untuk mendapatkan sebuah senjata yang sakti mandra guna. Konon katanya si empu sangat sakti sehingga dengan jarinya saja dia bisa membentuk sebuah keris tanpa dibakar dan senjata yang ia ciptakan juga kono menjadi senjata yang sakti dan ampuh.

Namanya semakin tersohor hingga akhirya pejabat dari suatu kerajaan entah dari mana kerajaan itu juga tidak disebutkan memesan sebuah payung dan angsa emas. Namun disaat pesanan itu datang usia  sang empu sudah tua. Sang empu menerima pesanan itu dan menjanjikan supaya diambil pada suatu waktu yang telah ditetapkan. Sampailah pada waktu yang ditetapkan akhirnya pejabat itu pergi untuk menemui si empu dan mengambil pesanan senjatanya. Tetapi sayang ketika sang pejabat datang ketempat itu dia mendapati sang empu sudah tergeletak tak bernyawa.Akhirnya disuruh para prajurit untuk menguburkan jasad sang empu disana. Dan selanjutnya pejabat menyuruh pengawalnya untuk mencari payung dan angsa emas pesanannya tersebut. Tetapi tapi mereka tidak berhasil menemukan payung emas dan angsa emas tersebut.

Ada yang mempercayai bahwa kuburan sang empu ada di puncak gunung maka sejak saat itu gunung tersebut di sebut gunung payung.

Pada saat belanda datang ke indonesia dan mencapai desa candiroto cerita tersebut sampai ditelinga mereka Akhirnya orang-orang belanda itu mengerahkan anak buahnya untuk mencari payung dan angsa emas, serta mencari kebenaran cerita itu dengan  menggali gunung.

Konon dikisahkan mereka bisa menemukan bagian daun dari payung itu, tapi batangnya hingga sekarang masih belum di ketemukan, sebagian orang percaya bahwa tongkat payung tersebut masih tertinggal di puncak gunung payung beserta angsa emas.

Begitulah mitos yang berkembang disana. Anda berminat untuk mencarinya.?
Gunung payung adalah sebuah gunung kecil di kecamatan candiroto mungkin lebih tepatnya disebut gumuk. Sedangkan Desa Gunung Payung ada disebelah gunung tersebut.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Desa Selopampang Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar

Desa yang terletak di sebelah selatan dari wilayah Temanggung ini ternyata Punya kisah yang unik tentang asal usul dan legenda bagaimana desa itu diberi nama selopampang. Selopampang konon diambil dari kata Selo yang berarti batu dan ampang yang berarti terapung. Batu yang terapung tersebut sebesar bayi. Kata orang-orang meskipun batu sebesar bayi itu bersifat apung namun tidak sembarang orang mampu mengangkatnya.

Dikisahkan dahulu Batu itu muncul karena diangkat oleh sejumlah wali yang berusaha untuk membuat Masjid. Tidak diketahui siapa nama wali tersebut, namun ketika akan menggali pondasi ada sebuah batu yang sulit diambil. Akhirnya  para wali melakukan tapa tidur diatas batu sebagai bantalnya. Selesai bertapa batu tersebut bisa diangkat dan ternyata batu tersebut sebesar bayi. Batu tersebut kemudian dibuang disungai dan ternyata batu tersebut terapung atau kemambang (ampang). Maka para pendiri desa ini memberi nama desa Seloampang. Namun terdengar aneh dan lambat laun berubah namanya menjadi desa Selopampang.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Desa LUNGGE Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar


Desa lungge dibentuk pada masa sebelum penjajahan belanda, tepatnya tidak diketahui secara jelas, orang pertama yang bubak(membuka) desa bernama mbah kyai lungguh, dengan cara menebangi pepohonan dengan duduk (lungguh). Setelah selesai beliau membuat tempat tinggal (gubug) disitu. Berrhubung cara kerjanya dengan duduk (lungguh) maka desa tersebut diberi nama desa lungge oleh mbah kyai lungguh sampai sekarang.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Desa Tegowanuh Dan Gandulan Kaloran Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar


1.Sejarah Desa

Desa Tegowanuh terbentuk sejak masa Pemerintahan Brawijaya  bersamaan dengan masuknya peradapan Islam di Tanah Jawa yang juga  kemudian dilanjutkan  dengan penjajahan VOC di Jawa Dwipa, hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan Prasasti berupa sapi gemarang, punden berundak, batu ledek,  sisa-sisa batu bata, perhisan-perhisan yang ditemukan yang merupakan bukti masa peradapan hindu, masjid Tegowanuh yang menurut cerita ketika dibangun dibawah tiang saka terdapat uang VOC, sumur blandung dan pasar tradisional yang bangunan kayunya masih peninggalan jaman VOC.
Konon disuatu daerah hiduplah 1 (satu) keluarga dan seorang anak dengan nama kepala keluarga pak Pahing dan anaknya bernama Joko Kliwon, pada suatu hari Pak Pahing sedang sakit dan menyuruh Joko Kliwon untuk mencarikan rumput kambing, Joko Kliwon tidak mau malah membantahnya sehingga membuat pak Pahing marah dengan spontan memukul kepala Kliwon dengan centhong dawet, Kliwonlari keluar rumah sambil menangis dan kesakitan, ibunya mengejar Joko untuk disuruh pulang tapi justru semakin takut, akhirnya Kliwon tak mau pulang.
Sudah lebih dari 1 (satu) tahun Kliwon hidup ditengah hutan, tiba-tiba datnglah seorang begal mau merampas Kliwon dan terjadilah pertarungan yang akhirnya begal itu meninggal, Kliwon menyesal atas apa yang telah diperbuatnya dan ia melakukan pertobatan dengan melakukan pertapaan. Dalam pertapaannya ia mendengar suara agar ia berjalan kearah timur untuk berguru disebuah pesantren, Kliwon terbangun dari pertapaannya dan mengikuti perintah suara yang didengarnya dan sampailah disuatu pesantren yang memiliki banyak santri.
Dipesantren Kliwon diterima menjadi santri, selama menjadi santri ia menjadi santri yang rajin dan cerdas hingga suatu malam ketika kliwon tidur diantaranya banyak santri bapa Kyai dikejutkan dengan adanya cahaya diruang santri-santri yang sedang tidur kemudian didatanginya ruang santri tersebut, karena agar tidak menggangu santri-santri yang sedang tidur maka bapa Kyai mendatangi santri yang memperlihatkan cahayanya dengan cara memberi tanda disarungnya.
Pagi itu sangat cerah para santri sedang melaksanan gladi (pembelajaran), bapa kyai berkata bagi siapa yang merasa sarungnya ada tanda ikatannya untuk menghadap kepadaku,  terjadilah kesibukan para santri mencari tanda tersebut dan diketahui sarung Kliwonlah yang ada tandanya ia merasa takut kesalahan apa yang telah diperbuatnya hingga bapa kyai memanggilku. Dengan rasa gemetar penuh tanda tanya Kliwon menghadap Gurunya, sesampai dihadapan gurunya Kliwon langsung berucap Rama Kyai saya sudah siap untuk menerima hukuman, silahkan hukuman apa yang akan diberikan. Rama Kyai tersenyum sambil berkata siapa yung akan menghukummu begini Kliwon, sekarang sudah saatnya kamu untuk mengamalkan segala ilmu yang telah kamu dapat dan cobalah kamu untuk mengabdi di kerajaan majapahit.
Singkat cerita Kliwon diterima di Majapahit dan menjadi senopati majapahit yang kemudian dinikahkan dengan anak Raja Brawijaya yang bernama Wanuhwati, yang kemudian oleh Raja Brawijaya Kliwon dianugrahi pasukan dan harta benda untuk menjadi adipati dibumi kelahirannya. 
Pada saat Kliwon membangun kadipaten bertemulah Kliwon dengan ayahnya yang bernama pak Pahing, disaat pertemuan antara ayah dan anak Dewi Wanuhwati melihatnya yang membuat dewi wanuhwati tidak mau menerima kalau mertuanya seorang tukang jualan dawet, ia merasa malu yang akhirnya membuatnya bunuh diri. Kliwon dan pak Pahing menghadap Raja Brawijaya dan menceritakan kejadiannya, raja menerima dan menyadari yang terjadi pada putrinya biasa hidup dikalangan mewah dan manja dipertemukan dengan kenyataan diluar angan-angannya. 
Dalam suasana duka Raja Barawijaya bersabda tanah bumi kamardikan tempat  meninggalnya putriku Dewi  Wanuhwati saya beri nama TEGOWANUH. Dan nama-nama tempat yang ada di Desa Tegowanuh mempunyai arti yang mengandung sejarah. Diantaranya tempat-tempat itu adalah Pahingan merupakan tempat pak Pahing tinggal, Sekukusan dimana waktu itu ibunya Joko mengejar joko masih membawa kukusan, Sepengawe.
 
Waktu mbok Pahing ngawe-ngawe Joko yang sudah jauh, Sobalas ketika kliwon pergi sabane ning alas maka tempat itu diberi nama Sobalas, Setahunan dimana Kliwon kepergiannya sudah bertahun-tahun ditempat tersebut, Kali Tingal dimana waktu itu Joko Kliwon mengingatkan kejadian dimana kepalanya dipukul centhong, nGlibak dimana waktu itu Wanuhwati mengetahui kalau orang tua Joko Kliwon itu tukang jualan dawet tidak terima kecewa dan naik kuda kesana kemari kalau orang jawa menyebutnya kelabakan yang akhirnya jatuh ditempat tersebut, Gandulan dimana merupakan tempat Dewi Wanuhwati meninggal Gantung Diri (tampak gandul-gandul).
 
 Nayaragen tempat dimana untuk membuat ragen(perekat) bangunan, Nggambangan tempat untuk Bale Kambang, Daleman tempat untuk para abdi dalem, Ngabeyan tempat untuk tinggal para ngabei, Gajahan tempat untuk kandang Gajah dll. Masih banyak lagi tempat-tempat petilasan sejarah Joko Kliwon.

Versi lain yang beredar di masyarakat adalah
Konon pada zaman Majapahit tinggalah seorang penjual dhawet dengan seorang putranya Joko Kliwon, singkat cerita Joko Kliwon tumbuh menjadi seorang pemuda dan berkenalan dengan seorang  putri kerajaan. Joko Kliwon pun membawa pulang sang putri untuk diperkenalkan kepada orang tuanya, namun tidak disangka sang putri rupanya malu begitu mengetahui bahwa orangtua Joko Kliwon adalah  penjual dhawet, maka sang putri pun lari meninggalkan rumah Joko Kliwon, dalam pelarian itu sang putri kadang kelihatan kadang tidak atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan kata “Mumbul ilang mumbul ilang”. 

Kemudian oleh Joko Kliwon tempat putri kadang terlihat kadang tidak itu diberi nama dusun Bolang, Joko Kliwon pun dapat melihat sang putri meninggalkan dirinya sampai pegangan pada pegangan  pintu atau gandulan lawang, maka dusun tempat melihat sang putri lari tersebut disebut sebagai Dusun Gandulan, sang putri pun terus berlari sampai akhirnya meninggal yang dalam bahasa Jawa “Bak-Bakan”. 

Yang kemudian tempat tersebut disebut dusun Libak dan sang putri pun dimakamkan di dusun Libak dan dikenal dengan “Makam Puteri”. Kemudian Koko Kliwonn dimarahi oleh orangtuanya dan pergi menuntut ilmu agama, pada saat itu Joko Kliwon tidur malang atau dalam bahasa Jawa disebut “Sare Malang”. Kemudian tempat tersebut dikenal sebagai dusun Malangsari. Akhirnya Joko Kliwon meninggal dan dimakamkan di dusun Malangsari yang dikenal sebagai Kyai Jahet dan juga pendiri desa Gandulan.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Desa Kali Manggis Kaloran Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar


Menurut sejarah, Desa Kalimanggis dibuka sekitar tahun 1830–an. Saat itu masih hutan belantara yang belum bernama. Tokoh yang membuka Desa Kalimanggis adalah sepasang suami istri yang bernama Kyai dan Nyai Cononggo yang kala itu pelarian dari Ngayojokarto Hadiningrat. Setelah sampai di suatu tempat (sekarang bernama dusun Jurang), keduanya menetap dan membuat sebuah gubuk. Pasangan suami istri tersebut dikaruniai 3 orang putra dan 1 orang putri. Putra pertama bernama Sutoreko, kedua Grendiyoso, ketiga Gayong dan yang seorang putri bernama Giyuk.
Kala itu keluarga Ki Cononggo mengalami kekeringan dan berniat mencari sumber mata air. Kebetulan sesampainya di sebelas timur tempat tinggalnya ada rembesan air yang sangat kecil. Karena anak–anaknya merasa kehausan, oleh Ki Cononggo "Teken" yang dipegangnya ditancapkan di belahan batu padas dan seketika itu keluarlah air. Setelah beberapa lamanya teken tersebut malah tumbuh tunas–tunas dan lama kelamaan tumbuh besar. Suatu ketika pas musim berbuah pohon tersebut berbuah dengan lebatnya. Keempat anak Ki Cononggo sangat kepengin buah yang ada di pohon tersebut.

Kemudian oleh Ki Cononggo dipetikkan dan dimakanlah buah tersebut, ternyata rasanya manis seperti buah manggis. Oleh Ki Cononggo air yang keluar dari belahan batu padas tadi dibuatlah kali (pancuran). Kemudian kali (pancuran) yang dipinggirnya tumbuh pohon yang buahnya seperti buah manggis, maka oleh Ki Cononggo dan anak-anaknya daerah (wilayah) yang ditempatinya diberi nama “Kalimanggis“ (yang sekarang Dusun Jurang). Setelah semua dewasa dan mempunyai pasangan, masing–masing diberi tugas untuk membuka wilayah yang ada di wilayah Desa Kalimanggis kala itu. Ki Sutoreko diserahi tugas untuk membuka suatu wilayah yang banyak ditumbuhi pohon pring (sekarang bernama dusun Pringkuda), Ki Grendiyoso diserahi tugas membuka suatu wilayah yang ada pohon preh (sekarang bernama dusun Ngepreh/Krajan), Ki Gayong diserahi tugas membuka wilayah yang banyak batu njlapar (sekarang bernama dusun Clapar) , sedangkan Nyi Giyuk diserahi tugas membuka suatu wilayah yang sering kabut/nglamut (sekarang bernama dusun Lamuk).
Dari keempat pasang suami istri tersebut menurunkan keturunan yang banyak dan hidup di dusun masing–masing. Karena masyarakat hidupnya bertani, oleh Kyai Cononggo keempatnya diajak untuk membuat bendung dan salurannya dari wilayah Candi Garon Kecamatan Sumowono. Oleh beliau– beliau bendung tersebut diberi nama bendung Dung Anggrung (sekarang bernama Dam Walang kerek). Setelah bendung selesai dibuat, dilangsungkan membuat salurannya sampai sebuah sungai sekarang bernama kali madu.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Kisah Terjadinya Beberapa Desa di Kecamatan Kaloran

Posted by Unknown 0 komentar

Sejarah


 
Pada kala itu prabu Brawijaya ke-5 yang tidak lain adalah raja terakhir dari kerajaan Majapahit diserang oleh Adipati dari Kadipaten Demak yang bernama Raden Patah. Raden Patah adalah salah satu putra dari Prabu Brawijaya ke-5 tersebut. Penyebab peperangan masih simpang siur ada yang menyebut perang karena agama ada pula yang menyebut perang tersebut karena untuk memperebutkan hegomoni sebagai penerus Majapahit..
 
Prabu Brawijaya mempunyai putra sebanyak 117 orang yang pada waktu itu sebagian besar masih berada dalam lingkungan keraton Majapahit. Dengan terjadinya perang tersebut maka para pangeran/putra-putra yang masih ada dalam lingkungan istana menjadi terpisah dan tercerai berai meninggalkan istana, ada yang ke pulau Bali, ke Banten, Cirebon, dan juga tersebar di Pulau Jawa termasuk ke Mataram.
Setiap pangeran dikawal oleh para prajurit. Begitu juga denagn Pangeran Djoko Dander putra ke-33 Prabu Brawijaya. Pangeran Djoko Dander disebut juga sebagai Pangeran Damiaking. Pangeran Djoko Dander/Damiaking juga meninggalkan kerajaan Majapahit dan  terpisah dengan keluarga lainnya. beserta dua orang putra laki-lakinya lengkap dengan pengawalnya. Adapun kedua putra kakak beradik itu bernama Pangeran Secogati dan Pangeran Trenggono Kusumo juga disebut Pangeran Mahesa Duk.
 
           Pangeran Djoko Dander/Damiaking deserta dua orang putra dan rombongan tersesat di dalam hutan Sapuangin. Karena lebatnya hutan itu maka terjadilah perpisahan antara rombongan ayah dan rombongan putra, tetapi semua satu tujuan yaitu ke Mataram.
            Pangeran Secogati dan Pangeran trenggono dapat keluar dari hutan Sapuangin setelah menuju ke arah selatan dan berhenti di sebelah selatan  lereng hutan Sapuangin, karena lelahnya maka diperintahkan untuk beristirahat. Maka diperintahkan membuat pondasi atau baturan rumah di lereng tersebut. Karena memang keadaan medannya tersebut aman, sukar diketahui musuh dari segala arah.
           Setelah beberapa lama tinggal di lereng Sapuangin dan diperkirakan keadaan sudah aman maka kakak beradik sepakat melanjutkan perjalanan ke Mataram menyusul ayahnya Pangeran Djoko Dander/Damiaking, dan disinilah awal kisah terjadinya Desa Kaloran.
            Kedua kakak beradik berkemas-kemas meninggalkan pesanggrahan tersebut. Sebelum berangkat dikumpulkanlah para pengawal dan sang adik, bersabdalah Pangeran secogati. Titahnya : Tempat pesanggrahan yang akan kita tinggalkan ini besuk kalau sampai kepada zaman yang sudah baik jadilah sebuah desa BATUR karena disinilah kita terpisah dengan Kanjeng Romo kita dan telah bebatur disini, marilah kita melanjutkan perjalanan!
            Pangeran Secogati beserta pengawalnya berangkat dan berjalan kearah selatan dalam rangka menyusul ayahanda ke Mataram. Rombongan itu berjalan terlebih dahulu tidak bersama-sama rombongan sang adik Pangeran Trenggono Kusumo. Kira-kira berjalan antara 300/400 meter rombongan tersebut berhenti sejenak menoleh  ke belakang dengan maksud ingin mengetahui apakah sang adik dan pengawalnya sudah kelihatan. Seperti di ketahui bahwa lereng Sapu angin sebelah selatan terutama memang tidak ada yang datar, medannya bertebing dan banyak parit serta berliku-liku jalannya. Setelah dinantikan beberapa saat sang adik tidak kelihatan dan bersabdalah pangeran(dalam bahasa Jawa): ”He para kanca besuk yen tekan rejehing jaman panggonan iki dadio desa lan dak jenengi desa TOLEH, sebab nalika ingsun mandheg ngenteni adhimas, aku noleh ngalor”.
Perjalanan yang sulit dan sukar melalui tebing-tebing dan jurang menurun sangat lambat. Semuanya kelelahan dan berhentilah mereka di suatu tempat sambil melepaskan lelah dan menantikan rombongan Pangeran Trenggono Kusumo. Setelah dinantikan tidak kunjung datang maka berangkatlah mereka dan bersabdalah Pangeran Secogati : ”Dianti-anti kok ora ana mula besuk yen tekan jaman kang becik, panggonan iki dadia desa lan dak jenengi desa Antiyono (TIYONO)”.
            Berjalanlah mereka ke arah barat, karena arah selatan terhalang sungai dan jurang. Setelah menyeberangi sungai sampailah mereka ke tempat yang agak datar. Pangeran Secogati hatinya gundah karena adiknya belum juga menyusul dalam bahasa jawa ”melang-melang”, lalu bersabdalah beliau: "Ingsun kok Sumelang, mbok-mbok adhimas kecekel mungsuh, banjur kepiye? Mula ayo padha neruske laku, nggolek papan kang juwero, papan kang dhuwur ben weruhkiwa tengen, mulo besuk tekan rejehing jaman panggonan iki dadia desa lan dak jenengi desa Sumelang (SEMALANG)’.
            Perjalanan terus naik kearah barat, mencari tempat setinggi mungkin supaya bisa melihat rombongan adik dari jauh, dan sampailah ditempat yang tinggi. Di tempat tersebut pangeran secogati terus mengawasi rombongan adiknya yang belum kelihatan. Lama kelamaan mereka juga merasa khawatir. Maka berlindunglah semua rombongan itu, dan berangkatlah mereka kearah selatan. Sebelum berangkat bersabdalah pangeran Secogati: ”Para kanca rehning anggo kita ndhelik ngenteni adhimas ana kene iki panggonan iki besuk dadia desa lan dak jenengi desa nDELIK’.
            Pangeran Secogati meneruskan perjalanan kearah selatan dan sampailah pada sebuah lereng bukit. Sebelum menyeberangi sungai berhentilah sambil melepaskan lelah beristirahat sebentar. Pada waktu istirahat Pangeran Secogati berkata kepada para pengawalnya; ”Demikianlah saudara-saudara, sudah tak ada harapan lagi kita menemukan adik yang saya kasihi, perasaan hatiku mengatakan bahwa kini aku sudah sendirian, kalau dulu saya dan adik terpisah dengan ayahanda, maka sekarang aku sendirian berpisah dengan dinda Mahesa Duk, semoga mereka dalam keadaan selamat”. Sebelum meneruskan perjalanan Pangeran Secogati berkata demikian: ”Para kanca wis cetha yen aku saiki wis ijen ora ketemu/bareng dhimas maneh, mula yen seksenana panggonan iki besuk yen tekan rejehing jaman dadia desa lan dak jenengi desa Ijen (MIJEN)”.
            
 Akhrinya  Pangeran Secogati melanjutkan perjalanan kearah selatan dan sampailah mereka pada suatu tempat yang membingungkan, mereka selalu berputar-putar setiap berjalan, selalu kembali ke tempat yang sudah dilalui. Berputar-putar karena merasa lelah akhirnya  Pangeran Secogati berhenti dan beristirahat dengan membuat pesanggrahan. Masih di dalam pesanggrahan beberapa hari maka pangeran bersabda lagi: ”Pesanggrahan kan kita enggoni iki dadia desa lan dak jenengi desa Mingger (MENGGOR) sebabkita teka keke iki klidheng mingger-mingger jebule tekan panggonan kang wis kita liwati maneh”.
            Kehidupan selama dalam pesanggrahan beberapa hari bahkan beberapa bulan, tiba-tiba ada sekelompok orang yang mengintai dan mengganggu ketenangan Pangeran Secogati tersebut. Akhirnya terjadilah perselisihan berbuntut peperangan antara kedua belah pihak dan berakhir dengan kemenangan Pangeran Secogati. Rombongan lawan itu kisahnya dipimpin oleh Ki Bawang, yang berdomisili sebelah barat sungai. Mereka punya tempat tinggal sebagai kedhatonnya, yang sampai sekarang tempat itu dinamai Kedhaton (sekarang menjadi ladang/alas). Karena pimpinan rombongan tersebut bernama Ki Bawang, maka desa yang sudah ditempati itu oleh Pangeran secogati diberi nama desa BAWANG. Dengan kekalahan Ki Bawang maka ada perjanjian sebagai berikut:
  1. Desa Bawang menjadi bawahan/dibawah perintah Pangeran Secogati.
  2. Penduduk desa tidak boleh berbesan (ora keno besanan) dengan orang mengor.
  3. Tiap-tiap ada orang yang meninggal dari penduduk desa Bawang harus dikuburkan di perkuburan Mengor yang sebelah bawah/barat.
Kehidupan rombongan Pangeran Secogati di Mengor agak lama. Dalam sabdanya Pangeran Secogati demikian; ”Saudar-saudarku saya pikir kita tidak perlu melanjutkan perjalanan ke Mataram, sebab kalau nanti kita sampai di Mataram tidak bersama Dhimas Trenggono Kusumo, pasti mendapat marah dari ayahanda. Dari sebab itu saya bermaksud menetap di sini sambil mencari sisik melik di mana letak Dhimas Mahesa Duk, mudah-mudahan besuk kalau sudah ditemukan kita dapat melanjutkan perjalanan ini. Dan alangkah baiknya mencari tempat yang lebih baik untuk membuat rumah tempat tinggal. Kemudian rombongan itu berjalan lagi ke arah utara mencari tempat yang baik untuk membuat rumah.
Dan diketemukan tanah yang agak datar dan luas, dan dibuatlah rumah untuk Pangeran Secogati dan di sekitarnya untuk para prajurit yang mengawalnya. Dan diperintahkannnya untuk menanam dua buah pohon pala dan dua buah pohon maja di depan rumah sebagai peringatan bahwa tempat tersebut berasal dari Majapahit.
Pangeran Secogati memberi nama semua daerah kekuasaannya itu sebab dari desa yang paling selatan berderetan ke utara (ngalor) adalah menjadi kekuasaannya. Jadi daerah
bawahannya Pangeran Secagati ialah dari Mengor berderet ke utara sampai Batur. Setelah menetap dan tinggal di Pesanggrahan baru, Pangeran Secagati bersabda: ”Kita wis manggon ana ing omah kang nembe kita bangun, tlatahku wiwit seka Mengor tekan Batur kang arahe mengalor ”NGALOR” dak jenengi tlatah ”KALORAN”. Lan pedaleman ingsun iki ya Krajaanku mula uga dak wenehi tetenger ”KRAJAN KALORAN”.
Dusun Krajan sekarang berubah menjadi dusun Kauman, perubahan ini belum lama kira-kira tahun 1940 masih banyak yang menyebut Krajan, hal ini mungkin disebabkan majunya atau banyaknya pemeluk agama Islam sehingga pada lazimnya tempat yang demikian disebut Kauman.Sumber dari buku Kisah Terjadinya Desa Kaloran oleh R. Soemardi Mangoen Soedarmo tahun 2002


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Terjadinya Desa Pendowo Kranggan Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar

Pendowo adalah suatu desa yang terletak di kacamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.
Pendowo berada pada ketinggian 550 m dpl dan berjarak 1,6 km dari ibukota kecamatan Kranggan.
Pendowo mencakup daerah seluas 576 ha yang terbagi dalam lahan sawah seluas 179 ha dan lahan bukan sawah 397 ha.
Lahan bukan sawah dipergunakan untuk bangunan/pekarangan, ladang/tegalan/huma, perkebunan rakyat dan lainnya.

Desa Pendowo memiliki 12 dusun yang terdiri dari 17 rukun warga (RW) dan 44 rukun tetangga (RT).
Rata-rata warga desa Pendowo bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian lainnya bekerja di Pabrik, buruh Bangunan, Pegawai negeri, dan sebagian lagi berwira usaha.
 
 Asal usul desa Pendowo yaitu konon daerah ini ada seorang leluhur yang bernama Kyai Joyonegarayang mendapat julukan Kyai Pandawa Lima. Pada waktu itu keadaan desa ini masih berupa hutan dan belum berpenduduk. Maka atas inisiatif dari Kyai Pandawa Lima inilah, hutan ini kemudian dibakar, dijadikan sebuah desa. Desa ini semakin lama semakin banyak penduduknya. Oleh karena yang pertama kali menempati desa ini adalah Kyai Pandawa Lima, maka desa ini di sebut dengan nama desa Pandawa yang dalam logat daerah Temanggung sering disebut dengan nama Desa Pendowo.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Legenda Desa Tepeng, Desa Yang Hilang di Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar

Terlepas dari benar tidaknya legenda ini tetapi legenda ini telah menjadi cerita rakyat yang terkenal dan cukup menarik. Legenda ini terjadi di sebuah kecamatan yang ada di Temanggung, yaitu kecamatan Bansari. Bansari merupakan sebuah kecamatan baru yang ada di wilayah kabupaten Temanggung, dulu Bansari merupakan sebuah desa yang masuk dalam wilayah kecamatan Ngadirejo dan kecamatan Parakan. Dahulu di desa ini ada sebuah desa yang disebut dengan desa Tepeng. Desa Tepeng merupakan desa yang sangat kecil. Penduduk desa ini hanya terdiri dari 16 rumah saja. Namun, sekarang keberadaan desa ini tidak ada.

Konon menurut ceritanya adalah sebagai berikut:

 Pada jaman dahulu di desa ini ada seorang sesepuh. Orang ini dipercaya sebagai orang yang mengerti keadaan desa Tepeng. Pada suatu hari sesepuh ini bermimpi didatangi seekor ikan. Ikan yang mendatangi sesepuh ini bukanlah seekor ikan biasa. Namun, ikan ini ukurannya sangat besar sekali/ikan raksasa. Ukurannya badan ikan ini kira-kira sama dengan ukuran sebuah eblek. Eblek adalah tutup genthong (wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari tanah liat) yang terbuat dari anyaman bambu. Selain dari ukurannya yang besar, ikan ini juga dapat berbicara. Setiap kali sesepuh ini tidur. Sesepuh ini selalu bermimpi didatangi oleh ikan raksasa ini. Menurut sesepuh desa Tepeng, ikan raksasa itu adalah penunggu dari desa Tepeng ini. Karena sering kali didatangi oleh ikan raksasa ini, maka sesepuh dan masyarakat setempat mengadakan upacara ritual untuk memanggil ikan raksasa. Upacara ritual tersebut dengan tujuan untuk mengetahui maksud dari mimpi sesepuh desa Tepeng.

 Upacara ritual pun dimulai, sesajen dan segala ube rampe disiapkan. Tidak berapa lama, ikan raksasa itu muncul, mendatangi masyarakat yang sedang mengadakan ritual tersebut. Masyarakat setempat heran dan merasa takjub dengan ikan raksasa tersebut. Ikan itu sangat besar sekali, sehingga membuat takut masyarakat setempat.

Setelah ikan itu datang di tengah-tengah acara upacara ritual yang diadakan masyarakat desa Tepeng. Ikan raksasa tersebut menyampaikan suatu pesan bagi penduduk desa Tepeng ini. Ikan raksasa ini berpesan kepada masyarakat desa Tepeng ini agar masyarakat setempat segera meninggalkan desa Tepeng ini. Desa Tepeng ini tidak boleh dijadikan sebuah desa lagi. Kalau masyarakat masih tetap menjadikan sebuah desa maka desa ini akan berubah menjadi lautan.

Sesepuh dan masyarakat setempat menjadi takut, dan mereka percaya akan apa yang dikatakan ikan raksasa tersebut. Maka seluruh masyrakat desa Tepeng ini, termasuk sesepuh desa ini segera berkemas-kemas dan meninggalkan desa Tepeng ini. Mereka takut jika apa yang disampaikan ikan rakasasa tersebut menjadi kenyataan. Mereka pindah ke lahan yang ada disebelah dasa Tepeng. Desa Tepeng ini sekarang menjadi lahan yang ditanami banyak pohon bambu. Lahan ini tidak berpenghuni. Setiap malam suro di tempat ini sering kali diadakan upacara suronan. Untuk desa Tepeng yang baru, nama desanya tidak lagi menggunakan nama Tepeng. Tetapi mereka mengubah nama desanya menjadi desa Windu Sari sampai sekarang.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

LEGENDA DAN SEJARAH KOTA TEMANGGUNG

Posted by Unknown 0 komentar


Sebagai warga Temanggung rasanya kurang pas kalau kita tidak mengetahui dari mana nama Temanggung itu didapatkan. Asal-usulnya seperti apa dan bagaimana sejarahnya sehingga bisa ada kota Temanggung itu. Kira-kira seperti itu yang dikatakan oleh teman saya. Setelah dipikir-pikir ada benarnya juga untuk lebih mencintai kota kelahiran dan kota tempat tinggal kita ini paling tidak kita harus mengetahui sejarah dan legenda kota Temanggung itu sendiri. Setelah googling akhirnya ditemukan artikel seperti dibawah ini. Langsung copy paste saja hanya untuk sekedar berbagi pengetahuan referensi. seperti apa sejarahnya?
 
Sejarah Kabupaten Temanggung ditemukan oleh salah satu warga Gandulan, Kaloran, Temanggung pada bulan November tahun 1983. Tercatat bahwa Prasasti Wanu Tengah III Tahun 908 M telah menjadi membuktikan keberadaan kerajaan Mataram Kuno ini berada. Namun, benda peninggalan lainnya sudah raib dicuri oleh orang tak bertanggung jawab, hanya menyisakan batu yoni dan gentong. 

Dalam prasasti ini menggambarkan Pikatan adalah sebuah daerah yang didirikan Bihara Hindhu oleh adik raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara dan raja yang berkuasa saat itu adalah Rahyangta Rindang/ Raja Sanjaya 717 M. Menurut Prasasti Mantyasih, pewaris tahta Rake Panangkaran (berkuasa 38 tahun) yang naik tahta tanggal 27 November tahun 746 M, Bihara Hindhu Pikatan memperoleh bengkok sawah di wilayah Sima. Menurut prasasti Gondosuli, terdapat gambaran jelas mulai dari Kecamatan Temanggung memanjang ke arah barat Kecamatan Bulu adalah wilayah subur dan tenteram.

Pengganti dari raja Rakai Panangkaran adalah Rakai Panunggalan yang naik tahta tanggal 1 april 784 M hingga tanggal 28 Maret 803 M. Rakai Panunggalan memiliki wilayah di Panaraban yang sekarang menjadi Kecamatan Parakan. Terdapat juga peninggalan sebuah kademangan dan abu jenazah di Pakurejo, Bulu. Selanjutnya, Rakai Panunggalan digantikan Rakai Warak bertempat tinggal di Tembarak yang ditemukan candi di sekitar Masjid Menggoro.

Pengganti selanjutnya adalah Rakai Garung yang bertahta 24 januari 828 M hingga 22 Pebruari 847 M. Raja Rakai Garung memiliki keahlian dalam pembangunan candi dan ilmu falak (Perbintangan). Dia juga telah membuat pranata mangsa yang sampai sekarang masih bisa dilihat dan dinikmati kedunaannya. Kemudian Rakai Garung digantikan oleh Rakai Pikatan yang di sini ditemukan Prasasti Tlasri dan Wanua Tengah III dan beberapa reruntuhan benda-benda kuno, seperti Lumpang Joni dan arca di daerah Temanggung.

Kata Temanggung diketahui dari buku sejarah karangan I Wayan Badrika yang menyebutkan Temanggung di awali dari sosok seoramg raja Rakai Pikatan (Raja Mataram Kuno) untuk menguasai seluruh wilayah Jawa Tengah. Serta merebut kekuasaan dari raja Bala Putra Dewa, seorang penguasa Kerajaan Syailendra.

Raja Rakai Pikatan kemudian membuat sebuah strategi dengan menikahi kakak dari raja Bala Putra Dewa bernama Dyah Pramudha Wardani agar mempunyai andil dan pengaruh kuat di sana. Setelah dia berhasil menikahinya, dia menghimpun kekuatan dengan para prajurit dan senopati agar segera menyerang merebut kekuasaan. Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dalam usaha penyerangan di Kerajaan Syailendra dan menyerahkan wilayah kerajaan pada orang kepercayaannya berpangkat demang. Dari nama "Demang" dan wilayah kekuasaan kademangan itulah muncul nama "Ndemanggung" yang berubah menjadi nama TEMANGGUNG.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Situs Bersejarah di Temanggung yang Tidak Terawat

Posted by Unknown 0 komentar
Di kota yang berhawa dingin ini ternyata adalah surga bagi para pecinta situs - situs bersejarah. Di kota Temanggung sebenarnya banyak sekali dihamparkan beberapa arca dan peninggalan sejarah yang bernilai sangat tinggi. Hanya saja warga sekitar belum tahu dan sadar akan nilai sejarah yang tinggi dari benda-benda di sekitar mereka. Mari tengok sebentar beberapa situs yang tidak terawat dan terabaikan di Temanggung.

ENDUNG SEWU DI PRINGAPUS





LUMPANG GADING DI CANDIROTO




Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Temanggung TV

Posted by Unknown 0 komentar


Setelah terselesaikannya pembangunan Temanggung TV pada bulan Desember 2016 Temanggung TV diperkirakan sudah siap untuk mengudara dan menayangkan info-info seputar Temanggung di Tahun 2017 ini. Temanggung TV berlokasi di Jalan Kadar, Maron. Kabarnya proyek ini menggunakan anggaran yang bersumber dari APBD 2017 sebesar Rp 6,5 miliar. Pelelangan masih terus dilakukan dengan harapan di pertengahan tahun 2017 Temanggung TV siap untuk tayang dan melakukan uji coba.

Bambang Sukarno selaku Bupati Temanggung menjelaskan, untuk keperluan operasional Temanggung TV, nantinya pemerintah daerah akan mengucurkan dana anggaran sebesar Rp 2,5 miliar per tahun. Temanggung TV adalah stasiun televisi lokal, yang dengan harapan nantinya bisa menjadi sarana milik daerah yang akan memuat siaran bersifat edukatif dan pendidikan. Temanggung TV rencanannya juga akan mengulas habis tentang potensi yang dimiliki oleh Kab Temanggung mulai dari sektor pariwisata yang memang sekarang ini telah gencar dengan mulainya dibangun wisata-wisata baru di Temanggung dan perbaikan sarana penunjang pariwisata yang telah ada, inovasi-inovasi wisata di Temanggung juga sekarang sudah mulai gencar dilakukan.

Sektor pertanian, industri lokal, UMKM juga kabarnya akan menjadi sasaran utama dari TV temanggung yang tentunya akan menambah wawasan bagi warga Temanggung, Kiat-kiat untuk memajukan usaha, pendidikan, budaya,  dan hasil pembangunan juga menjadi agenda dari Temanggung TV. Katanya Temanggung TV ini akan memuat acara layaknya stasiun televisi milik Jepang bernama NHK.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

Longsor Di Daerah Malebo Kandangan Temanggung

Posted by Unknown 0 komentar




Telah terjadi bencana Tanah Longsor Di Daerah Malebo Kandangan Temanggung. Tepatnya di Dusun Ketuwon Kulon Rt 02 Rw 01 Malebo kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung. Kejadian tanah longsor berlangsung pada Hari Minggu Tanggal 09 April 2017 sekitar pukul 15.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut tetapi satu rumah rusak akibat longsor tersebut. Hujan yang terus menerus mengguyur kota Temanggung memang membuat tanah di daerah lereng dan senderan rawan akan Longsor. Singkat kronologi Longsor dikarenakan hujan yang deras dan lama mengakibatkan senderan bangunan Rumah Longsor dan menimpa Rumah Bapak Sukiyanto (47 tahun). Longsor dengan volume panjang 10 meter dan tinggi 3 meter mengakibatkan kerusakan di bagian dapur.

sumber : BPBD Kab Temanggung


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....

AYAM CEMANI TEMANGGUNG

Posted by Unknown 0 komentar
Kalau membicarakan tentang kota Temanggung kurang lengkap rasanya jika kita belum menyebut ayam cemani, ayam yang mempunyai bulu dan badan berwarna hitam ini memang merupakan ayam khas dari kota Temanggung. Ada sebagian orang yang menyebutnya sebagai ayam selasih atau ada juga yang menyebutnya dengan nama ayam Kedu.

Asal usul dari ayam cemani masih belum diketahui secara jelas, tapi ada beberapa mitos yang melegenda di masyarakat kedu yaitu konon, kehadiran satwa ini tak disengaja. Menurut legenda sebelum lahirnya kota Temanggung, hidup seorang pertapa yang sakti mandraguna yakni Ki Ageng Makukuhan. Beliau sangat senang memelihara ayam dan mengoleksi ayam yang memiliki warna hitam.

Suatu hari, ketika sedang bertapa di sebuah kuburan keramat di wilayah Kedu, dia memperoleh wangsit untuk mengobati penyakit putra Panembahan Hargo Pikukuh yang bernama Lintang Katon, yakni diobati dengan ayam cemani. Akhirnya penyakit yang diderita anak semata wayang itu sembuh. Oleh karena itu ayam cemani dianggap memiliki tuah dan akhirnya dijadikan lambang kesembuhan.

Tidak heran bila tradisi itu kini masih hidup dan dipercaya. Ayam ini memang sering digunakan untuk hal-hal yang bersifat magis. Misalnya untuk upacara ruwatan, pembangunan pabrik, jembatan atau gedung-gedung bertingkat agar terhindar dari bencana.

















Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah


Baca Selengkapnya ....
Template by Cara Membuat Email | Copyright of DINAMIKA HIDUP.