KISAH SEUTAS BENANG
0
komentar
Awalnya, ia hanya seutas benang. Faktanya, bahkan ia jauh beribu-ribu lebih halus dari benang yang kita tahu. Tipis, kecil, tak terlihat dan terabaikan.
Anehnya setiap kita melakukan sesuatu yang sama, ia menebal. Melakukan sekali lagi, iapun kembali menebal sekali lagi. Pengulangan menebalkan sekaligus menguatkan benang yang tadinya hanya seutas itu.
Sehari, seminggu, sebulan, setahun. Benang itupun semakin kuat. Setelah kuat, benang itu segera menunjukan kekuasaannya. Mereka (karena tidak lagi sehelai) mengontrol kehidupan seseorang, tanpa disadari. Menguasai cara berkata-kata, bertindak, bahkan reaksi terhadap sesuatu.
Kekuasaan merekapun beragam, ada yang positif dan memuliakan, namun ada pula yang negative, mengkungkung, memperbudak, menjerumuskan. Semuanya tergantung “penguatan” yang dilakukan tuannya. Di titik inilah mereka bisa jadi senjata pamungkas atau senjata makan tuan. Sekali lagi, semua ditentukan oleh kita, tuanya.
Benang itu adalah : neuro (syaraf) kita.
Jalinannya yang kuat membentuk “kebiasaan” kita. Akhirnya bermuara pada “karakter”. Kita adalah sang tuan, yang lewat pengulangan sikap, cara berfikir, reaksi, dan sensasi, menyebabkan mereka berkembang biak. Menebal, menguat kemudian menguasai.
Menjadi demikian otomatis namun jika disadari, proses menenunnya ternyata jauh dari otomatis.
Satu kata, satu tatapan, satu senyum ramah, satu kepedulian, satu kebaikan, satu ketulusan, satu amarah, satu dusta, satu kelicikan. Sejatinya adalah seutas benang itu.
“The beginning of a habit is like an invisible thread, but every time we repeat the act we strengthen the strand, add to it another filament, until it becomes a great cable and binds us irrevocably, thought and act” (orison sweet marden)
Tubuh dan pikiran memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi.
MATERI SELANJUTNYA
MATERI SEBELUMNYA
MATERI PELATIHAN KEMENPORA PELATIHAN PENGEMBANGAN KARAKTER WIRAUSAHA DAN KETERAMPILAN MEMBACA PELUANG BISNIS TAHUN 2014
Anehnya setiap kita melakukan sesuatu yang sama, ia menebal. Melakukan sekali lagi, iapun kembali menebal sekali lagi. Pengulangan menebalkan sekaligus menguatkan benang yang tadinya hanya seutas itu.
Sehari, seminggu, sebulan, setahun. Benang itupun semakin kuat. Setelah kuat, benang itu segera menunjukan kekuasaannya. Mereka (karena tidak lagi sehelai) mengontrol kehidupan seseorang, tanpa disadari. Menguasai cara berkata-kata, bertindak, bahkan reaksi terhadap sesuatu.
Kekuasaan merekapun beragam, ada yang positif dan memuliakan, namun ada pula yang negative, mengkungkung, memperbudak, menjerumuskan. Semuanya tergantung “penguatan” yang dilakukan tuannya. Di titik inilah mereka bisa jadi senjata pamungkas atau senjata makan tuan. Sekali lagi, semua ditentukan oleh kita, tuanya.
Benang itu adalah : neuro (syaraf) kita.
Jalinannya yang kuat membentuk “kebiasaan” kita. Akhirnya bermuara pada “karakter”. Kita adalah sang tuan, yang lewat pengulangan sikap, cara berfikir, reaksi, dan sensasi, menyebabkan mereka berkembang biak. Menebal, menguat kemudian menguasai.
Menjadi demikian otomatis namun jika disadari, proses menenunnya ternyata jauh dari otomatis.
Satu kata, satu tatapan, satu senyum ramah, satu kepedulian, satu kebaikan, satu ketulusan, satu amarah, satu dusta, satu kelicikan. Sejatinya adalah seutas benang itu.
“The beginning of a habit is like an invisible thread, but every time we repeat the act we strengthen the strand, add to it another filament, until it becomes a great cable and binds us irrevocably, thought and act” (orison sweet marden)
Tubuh dan pikiran memiliki keterkaitan dan saling mempengaruhi.
MATERI SELANJUTNYA
MATERI SEBELUMNYA
MATERI PELATIHAN KEMENPORA PELATIHAN PENGEMBANGAN KARAKTER WIRAUSAHA DAN KETERAMPILAN MEMBACA PELUANG BISNIS TAHUN 2014
Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah
Artikel Terkait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: KISAH SEUTAS BENANG
Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://tani-temanggung.blogspot.com/2014/06/kisah-seutas-benang.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
0 komentar:
Post a Comment