Legenda Desa Tegowanuh Dan Gandulan Kaloran Temanggung
0
komentar
Desa Tegowanuh terbentuk sejak masa Pemerintahan
Brawijaya bersamaan dengan masuknya
peradapan Islam di Tanah Jawa yang juga
kemudian dilanjutkan dengan
penjajahan VOC di Jawa Dwipa, hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan
Prasasti berupa sapi gemarang, punden berundak, batu ledek, sisa-sisa batu bata, perhisan-perhisan yang
ditemukan yang merupakan bukti masa peradapan hindu, masjid Tegowanuh yang
menurut cerita ketika dibangun dibawah tiang saka terdapat uang VOC, sumur
blandung dan pasar tradisional yang bangunan kayunya masih peninggalan jaman
VOC.
Konon disuatu daerah hiduplah 1 (satu) keluarga dan
seorang anak dengan nama kepala keluarga pak Pahing dan anaknya bernama Joko
Kliwon, pada suatu hari Pak Pahing sedang sakit dan menyuruh Joko Kliwon untuk
mencarikan rumput kambing, Joko Kliwon tidak mau malah membantahnya sehingga
membuat pak Pahing marah dengan spontan memukul kepala Kliwon dengan centhong
dawet, Kliwonlari keluar rumah sambil menangis dan kesakitan, ibunya mengejar
Joko untuk disuruh pulang tapi justru semakin takut, akhirnya Kliwon tak mau
pulang.
Sudah lebih dari 1 (satu) tahun Kliwon hidup ditengah
hutan, tiba-tiba datnglah seorang begal mau merampas Kliwon dan terjadilah
pertarungan yang akhirnya begal itu meninggal, Kliwon menyesal atas apa yang
telah diperbuatnya dan ia melakukan pertobatan dengan melakukan pertapaan.
Dalam pertapaannya ia mendengar suara agar ia berjalan kearah timur untuk
berguru disebuah pesantren, Kliwon terbangun dari pertapaannya dan mengikuti
perintah suara yang didengarnya dan sampailah disuatu pesantren yang memiliki
banyak santri.
Dipesantren Kliwon diterima menjadi santri, selama
menjadi santri ia menjadi santri yang rajin dan cerdas hingga suatu malam ketika
kliwon tidur diantaranya banyak santri bapa Kyai dikejutkan dengan adanya
cahaya diruang santri-santri yang sedang tidur kemudian didatanginya ruang
santri tersebut, karena agar tidak menggangu santri-santri yang sedang tidur
maka bapa Kyai mendatangi santri yang memperlihatkan cahayanya dengan cara
memberi tanda disarungnya.
Pagi itu sangat cerah para santri sedang melaksanan gladi
(pembelajaran), bapa kyai berkata bagi siapa yang merasa sarungnya ada tanda
ikatannya untuk menghadap kepadaku,
terjadilah kesibukan para santri mencari tanda tersebut dan diketahui
sarung Kliwonlah yang ada tandanya ia merasa takut kesalahan apa yang telah
diperbuatnya hingga bapa kyai memanggilku. Dengan rasa gemetar penuh tanda tanya Kliwon
menghadap Gurunya, sesampai dihadapan gurunya Kliwon langsung berucap Rama Kyai
saya sudah siap untuk menerima hukuman, silahkan hukuman apa yang akan
diberikan. Rama Kyai tersenyum sambil berkata siapa yung akan menghukummu
begini Kliwon, sekarang sudah saatnya kamu untuk mengamalkan segala ilmu yang
telah kamu dapat dan cobalah kamu untuk mengabdi di kerajaan majapahit.
Singkat cerita Kliwon diterima di Majapahit dan menjadi
senopati majapahit yang kemudian dinikahkan dengan anak Raja Brawijaya yang
bernama Wanuhwati, yang kemudian oleh Raja Brawijaya Kliwon dianugrahi pasukan
dan harta benda untuk menjadi adipati dibumi kelahirannya.
Pada saat Kliwon membangun kadipaten bertemulah Kliwon
dengan ayahnya yang bernama pak Pahing, disaat pertemuan antara ayah dan anak
Dewi Wanuhwati melihatnya yang membuat dewi wanuhwati tidak mau menerima kalau
mertuanya seorang tukang jualan dawet, ia merasa malu yang akhirnya membuatnya
bunuh diri. Kliwon dan pak Pahing menghadap Raja Brawijaya dan menceritakan
kejadiannya, raja menerima dan menyadari yang terjadi pada putrinya biasa hidup
dikalangan mewah dan manja dipertemukan dengan kenyataan diluar angan-angannya.
Dalam suasana duka Raja Barawijaya bersabda tanah bumi
kamardikan tempat meninggalnya putriku
Dewi Wanuhwati saya beri nama TEGOWANUH. Dan
nama-nama tempat yang ada di Desa Tegowanuh mempunyai arti yang mengandung
sejarah. Diantaranya tempat-tempat itu adalah Pahingan merupakan tempat pak
Pahing tinggal, Sekukusan dimana waktu itu ibunya Joko mengejar joko masih
membawa kukusan, Sepengawe.
Waktu mbok Pahing ngawe-ngawe Joko yang sudah jauh, Sobalas ketika kliwon
pergi sabane ning alas maka tempat itu diberi nama Sobalas, Setahunan dimana
Kliwon kepergiannya sudah bertahun-tahun ditempat tersebut, Kali Tingal dimana
waktu itu Joko Kliwon mengingatkan kejadian dimana kepalanya dipukul centhong,
nGlibak dimana waktu itu Wanuhwati mengetahui kalau orang tua Joko Kliwon itu
tukang jualan dawet tidak terima kecewa dan naik kuda kesana kemari kalau orang
jawa menyebutnya kelabakan yang akhirnya jatuh ditempat tersebut, Gandulan
dimana merupakan tempat Dewi Wanuhwati meninggal Gantung Diri (tampak
gandul-gandul).
Nayaragen tempat dimana untuk membuat ragen(perekat) bangunan,
Nggambangan tempat untuk Bale Kambang, Daleman tempat untuk para abdi dalem,
Ngabeyan tempat untuk tinggal para ngabei, Gajahan tempat untuk kandang Gajah
dll. Masih banyak lagi tempat-tempat petilasan sejarah Joko Kliwon.
Versi lain yang beredar di masyarakat adalah Konon pada zaman Majapahit tinggalah seorang penjual dhawet dengan seorang putranya Joko Kliwon, singkat cerita Joko Kliwon tumbuh menjadi seorang pemuda dan berkenalan dengan seorang putri kerajaan. Joko Kliwon pun membawa pulang sang putri untuk diperkenalkan kepada orang tuanya, namun tidak disangka sang putri rupanya malu begitu mengetahui bahwa orangtua Joko Kliwon adalah penjual dhawet, maka sang putri pun lari meninggalkan rumah Joko Kliwon, dalam pelarian itu sang putri kadang kelihatan kadang tidak atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan kata “Mumbul ilang mumbul ilang”.
Kemudian oleh Joko Kliwon tempat putri kadang terlihat kadang tidak itu diberi nama dusun Bolang, Joko Kliwon pun dapat melihat sang putri meninggalkan dirinya sampai pegangan pada pegangan pintu atau gandulan lawang, maka dusun tempat melihat sang putri lari tersebut disebut sebagai Dusun Gandulan, sang putri pun terus berlari sampai akhirnya meninggal yang dalam bahasa Jawa “Bak-Bakan”.
Yang kemudian tempat tersebut disebut dusun Libak dan sang putri pun dimakamkan di dusun Libak dan dikenal dengan “Makam Puteri”. Kemudian Koko Kliwonn dimarahi oleh orangtuanya dan pergi menuntut ilmu agama, pada saat itu Joko Kliwon tidur malang atau dalam bahasa Jawa disebut “Sare Malang”. Kemudian tempat tersebut dikenal sebagai dusun Malangsari. Akhirnya Joko Kliwon meninggal dan dimakamkan di dusun Malangsari yang dikenal sebagai Kyai Jahet dan juga pendiri desa Gandulan.
Versi lain yang beredar di masyarakat adalah Konon pada zaman Majapahit tinggalah seorang penjual dhawet dengan seorang putranya Joko Kliwon, singkat cerita Joko Kliwon tumbuh menjadi seorang pemuda dan berkenalan dengan seorang putri kerajaan. Joko Kliwon pun membawa pulang sang putri untuk diperkenalkan kepada orang tuanya, namun tidak disangka sang putri rupanya malu begitu mengetahui bahwa orangtua Joko Kliwon adalah penjual dhawet, maka sang putri pun lari meninggalkan rumah Joko Kliwon, dalam pelarian itu sang putri kadang kelihatan kadang tidak atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan kata “Mumbul ilang mumbul ilang”.
Kemudian oleh Joko Kliwon tempat putri kadang terlihat kadang tidak itu diberi nama dusun Bolang, Joko Kliwon pun dapat melihat sang putri meninggalkan dirinya sampai pegangan pada pegangan pintu atau gandulan lawang, maka dusun tempat melihat sang putri lari tersebut disebut sebagai Dusun Gandulan, sang putri pun terus berlari sampai akhirnya meninggal yang dalam bahasa Jawa “Bak-Bakan”.
Yang kemudian tempat tersebut disebut dusun Libak dan sang putri pun dimakamkan di dusun Libak dan dikenal dengan “Makam Puteri”. Kemudian Koko Kliwonn dimarahi oleh orangtuanya dan pergi menuntut ilmu agama, pada saat itu Joko Kliwon tidur malang atau dalam bahasa Jawa disebut “Sare Malang”. Kemudian tempat tersebut dikenal sebagai dusun Malangsari. Akhirnya Joko Kliwon meninggal dan dimakamkan di dusun Malangsari yang dikenal sebagai Kyai Jahet dan juga pendiri desa Gandulan.
Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah
Artikel Terkait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Legenda Desa Tegowanuh Dan Gandulan Kaloran Temanggung
Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tani-temanggung.blogspot.com/2017/04/legenda-desa-tegowanuh-dan-gandulan.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
0 komentar:
Post a Comment