Tradisi Sadranan , Makna dan Cerita Menarik Di Dalamnya

Posted by Unknown 0 komentar


Tradisi temurun temurun pada bulan ruwah ini selalu menyita perhatian warga Temanggung. Sadranan memang mempunyai cerita sendiri ada kala di suatu desa dimana pada hari sadranan suasana menjadi meriah bahkan melebihi idul fitri. Berbagai macam pertunjukan dimulai dari pentas seni tradisional seperti kuda lumping, lengger, Topeng ireng dan lain sebagainya dipertontonkan pada hari itu. Tak kalah juga banyak diadakan berbagai pengajian besar untuk memeriahkan acara sadranan.

Sebenarnya jika kita menengok kebelakang ternyata sadranan adalah tradisi umat hindu budha sejak jaman nenek moyang kita. Namun sekarang arti sadranan biasanya ditujukan sebagai rasa syukur atas nikmat dan limpahan rizki yang telah diperoleh dan sebagai simbol kebahagiaan untuk menyambut bulan ramadhan.

Usut usut saya mendapatkan cerita yang menarik dari orang yang saya anggap tua dan mengetahui banyak hal dari asal usul bagaimana sadranan yang dulunya sebagai tradisi umat hindu budha itu sekarang menjadi tradisi umat muslim di pulau jawa terutama di Temanggung tempat saya tinggal. Ceritanya kurang lebih seperti ini.

Pada kala itu dimana umat hindu budha sedang melakukan sadranan di tengah - tengah kuburan datanglah seorang wali. Wali tersebut kemudian berbicara dengan tetua adat disana bahwa wali tersebut telah mendapatkan mimpi atau tetuah dari dewa yang berkuasa disana bahwa sekarang tidak boleh lagi melakukan sadranan di tengah-tengah kuburan. Sang tetua adat pun bertanya kepada wali tersebut kenapa dewa kami tidak membolehkan acara sadranan di kuburan dimana kami sudah melakukan ritual ini sejak dulu.

Sang wali pun menjawab kalau melakukan sadranan di kuburan nanti tempat para dewa akan menjadi kotor, karena sisa makanan dan bungkus makanan yang dibuang sembarangan. Dewa kalian akan murka dan akan mengutuk kalian semua. Karena merasa takut akan kutukan dewa akhirnya sang tetua yang memimpin sadranan itupun lantas bertanya kepada wali tersebut lalu dimana kami harus melakukan sadranan dan mempersembahkan sesaji kepada dewa kami?. Dewa kalian telah menyuruh saya untuk menyiapkan tempat yang bersih dan dan luas supaya kalian bisa melakukan sadranan disana" tutur wali tersebut. Dimana tempat itu kata tetua disana. Mari kalian semua ikuti aku begitu kata sang wali dan akhirnya warga yang akan melakukan sadranan mengikuti wali tersebut.



Ternyata warga dibawa ke sebuah masjid yang telah dibuat oleh si wali tersebut. Seperti kita ketahui masjid jaman dahulu memang bentuknya mirip dengan pura dan mungkin karena itu juga warga mau mengikuti apa yang diperintahkan oleh sang wali tersebut. Pelan pelan warga dituntun masuk satu persatu oleh wali tersebut dan disuruh untuk membasuh kaki, tangan serta wajah mereka terlebih dahulu sebelum masuk masjid tersebut, jaman dahulu pelataran masjid dibuat sebuah kolam yang berguna untuk mensucikan diri.

Setelah semua masuk masjid kemudian acara dimulai dengan pembacaan do'a oleh tetua adat mereka. Tetapi lagi-lagi sang wali berkata kepada tetua adat tersebut bahwa beliau telah mendapat wangsit untuk merubah bacaan tersebut karena jika tidak dirubah dewa mereka akan marah. Tetua adat pun memperbolehkan wali tersebut untuk membacakan doa yang baru. Sang wali kemudian berkata supaya warga menirukan apa yang dikatan oleh sang wali. Wargapun menyetujui dan mau menirukan apa yang dikatakan oleh wali tersebut. Dan saat itu wali tersebut membacakan syahadat dengan diikuti oleh semua warga yang mengikuti acara sadranan tersebut. Acara sadranan ditutup dengan makan-makan dan suka cita.

Akhirnya berkembanglah agama islam di desa itu selanjutnya acara sadranan selalu diisi oleh do'a do'a dan tahlil sebelum diakhiri dengan acara makan bersama.


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah

Artikel Terkait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Tradisi Sadranan , Makna dan Cerita Menarik Di Dalamnya
Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tani-temanggung.blogspot.com/2017/04/tradisi-sadranan-makna-dan-cerita.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Template by Cara Membuat Email | Copyright of DINAMIKA HIDUP.