Bacalah Dan Lihat Perubahan Apa Yang Akan Terjadi Dalam Hidupmu

Posted by Unknown 0 komentar


Satu hal dari Semut, Ia rela membawa suatu yang teramat berat. Walau teramat susah, Hal itu dilakukan bukan demi dirinya sendiri, Namun demi kebahagiaan kelompoknya. Pahamilah ada sosok orang yang bersifat seperti itu di hidupmu. Bahkan lebih dari keikhlasan semut, yaitu seseorang yang rela melakukan banyak hal demi membuatmu bahagia. Karena bagi seseorang itu, Melihat kamu bahagia saja adalah kebahagiaan besar dalam hidupnya.
Diantara orang yang punya sosok itu adalah ibumu.

                                                      CINTAI IBUMU

Seorang wanita laksana bunga indah dan harum di dalam bejana. Maka Hiduplah dia dengan lembut, jangan mengasarinya.


Saat itu hari minggu pagi dan ayahku baru saja menerima telepon dari adik perempuanku. adikku akan melahirkan. Jadi, sudah tentu, kami semua bergegas ke rumah sakit untuk menemuinya di sana.
Beberapa jam kemudian adikku melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik, MasyaAllah. Rasanya baru kemarin adikku itu, dia sendiri, masih seorang bayi-adik bayiku. aku ingat hari pertamadia masuk sekolah. Dengan tas kotak kecil dan wajah lugu, seragam yang lucu, dan rambut diekor kuda, dia melangkah kaki ke sekolah untuk pertama kalinya. Rasanya seperti baru dua kedipan mata dan, tiba-tiba saja, dia sudah dewasa! MasyaAllah!


Aku masih ingat hari-hari dan malam-malam yang kami lewatkan bersama. Dua gadis kecil yang baik dan patuh sekaligus nakal dan bandel, yang kadang membuat ibu kami kesal. Karena waktu itu kelakuan kami seperti gadis remaja umumnya (perhatikan frasa "waktu itu"!), kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk memperbincangkan, merintang waktu dengan cerita-cerita yang sebenarnya tidak banyak bermanfaat bagi kami. Seperti kelompok paduan suara paduan suara, kami bisa mengenakan baju yang persis sama, saling menggoda dan menghibur dan yang paling asik adalah bahwa waktu itu adikku selalu meniru apapun yang kulakukan. Yah, pada masa itu kakaknya adalah idolanya. Lagi pula, apa ada orang yang tidak memuja dan meniru apa saja yang dilakukan saudara-saudaranya yang lebih tua?

Tetapi, seperti kata Cinderela, itu "dahulu kala". Sekarang, adik bayiku itu sudah jadi ibu dengan bayinya sendiri. Ini bukan permainan pura-pura yang biasa kami mainkan. Ini sungguhan. Sebelum adikku melahirkan, aku suka sekali mendengarkan cerita-ceritanya tentang bayinya yang akan segera lahir itu. Dia menuturkan perasaanya yang bahagia sebab ada makhluk lain yang sedang tumbuh di dalam dirinya, yang menendang-nendang dan bergerak-gerak. Kadang dia bahkan bisa melihat jari mungil, atau mungkin siku, menyodok dari dalam perutnya.

Sejak awal kehamilan cinta adikku pada bayinya yang masih dalam kandungan itu begitu jelas dan nyata. Dia memperhatikan makanan dan minumannya, menjaga gerak-geriknya, dan mencemaskan banyak hal lain yang sebelumnya tidak pernah dia pedulikan. Pantas saja Sophia Loren pernah berkata "seorang ibu harus berpikir dua kali, sekali untuk dirinya sendiri dan sekali untuk anaknya". Itu benar-benar berlaku pada adikku, dan aku yakin juga berlaku pada banyak perempuan lain yang membawa "keajaiban hidup" dalam rahim mereka. Memang bayi adalah keajaiban yang demikian menakjubkan dalam hidup, MasyaAllah. Allah telah mengingatkan kita bagaimana kita diciptakan oleh-Nya dalam rahim ibu kita.

Ia ciptakan kamu dari satu orang saja, kemudian ia jadikan darinya istrinya; dan ia turunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Ia ciptakan kamu dalam perut ibumu, kejadian demi kejadian, dalam tiga selubung kegelapan. Itulah Allah, Tuhanmu, Kepunyaan-Nyalah kerajaan. Tiada Tuhan selain Ia. Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?
Az-Zumar 39:6


Hari itu para dokter membutuhkan watu sekitar empat puluh menit untuk mengeluarkan makhluk mungil pembawa kebahagiaan ini ke dunia. Perawat lalu membawa bayi adikku ke ruang tunggu agar ipar laki-lakiku bisa membisikan adzan dan ikamah ke telinga bayinya yang baru lahir. Begitulah, aku mendapat kehormatan menjadi salah seorang yang pertama melihat anggota baru keluarga kami. aku memotretnya untuk kenang-kenangan. Dia tampak begitu murni dan suci. Matanya terpejam, tetapi tangan dan kaki mungilnya bergerak perlahan di bawah selimut yang membungkusnya.

Kukecup dia dengan lembut dan kupejamkan mata sewaktu menghirup keharuman dari surga itu. kalian tahulah, bau bayi. Parfum paling harum di seantero dunia! Beluma ada perusahaan kosmetik yang sanggup menciptakan keharuman yang begitu memesona, mendekati saja tidak. Dan, ketika bibirku menyentuh pipinya yang halus dan lembut, aku sudah jatuh cinta padanya. Itulah mukjizat lain dari Allah, perasaan cinta, MasyaAllah. Beberapa menit kemudian para perawat mendorong adikku keluar dari ruang operasi. Dia masih terbaring ditempat tidur dorong. Dia kelihatan lelah, tapi wajahnya berseri. Adikku menanyakan bayinya. "Dia cantik dan manis" kataku dan kuberi adikku itu ciuman di pipi. "Selamat ya" Adikku tersenyum lemah.

Betapa beruntungnya adikku karena sekarang dia sudah diangkat oleh Allah ke kedudukan yang sangat tinggi dalam hidupnya. Ya, itu betul. Dia sekarang seorang ibu. Ibu adalah status istimewa yang Allah limpahkan kepada perempuan-perempuan pilihan sejak penciptaan manusia pertama kalinya sampai hari ini. Menjadi ibu adalah suatu yang diimpikan sebagian besar wanita, namun tidak semua dari wanita mendapat kehormatan itu. Kedudukan yang terhormat ini ditegaskan oleh Nabi Muhamad SAW ketika beliau menasehati seorang sahabat agar memperlakukan sang ibu dengan baik.

mu'wiyah ibn jahimah (ra) menuturkan bahwa dia pernah menemui Nabi Muhamad(SAW) dan berkata, "wahai, Rasulullah! Aku berniat pergi berjihad. Aku datang menemuimu untuk meminta nasihatmu." Nabi bertanya kepadanya, "Apakah ibumu masih hidup?" "ya" jawab jahimah. Kemudian nabi berkata, "Teguhlah berbakti kepadanya karena surga terletak di bawah telapak kakinya"
An-Nasa'i

Surga! MasyaAllah. Coba bayangkan status yang diberikan Allah kepada perempuan-perempuan istimewa yang disebut ibu ini. Apakah kita sudah benar-benar memahami pentingnya hadis ini? mampukah kita untuk sekedar mulai memahami dan menghargai kemuliaan dan tingginya status ibu kita? Sanggupkah kita mengerti bagaimana status seorang wanita dinaikan begitu dia melahirkan seorang anak? Para wanita yang sudah jadi ibu itu pastilah makhluk-makhluk yang sangat istimewa hingga diberi kedudukan yang demikian hebat oleh Allah SWT, bukan begitu?

suatu kali Nabi Muhamad SAW membahas bagaimana kita semua harus menghormati dan mendampingi ibu kita.
Abu Hurairah(ra) berkata : "Seorang laki-laki menemui Rasulullah SAW dan berkata ,"Ya Rasulullah, siapakah di antara keluargaku yang paling berhak kudampingi?" Nabi berkata, "Ibumu". Laki-laki itu bertanya "lalu siapa? Nabi berkata "Ibumu" lalu laki-laki itu bertanya lagi "Kemudian siapa?" Beliau berkata "Ibumu". Laki-laki itu bertanya kembali, "setelah itu siapa? Nabi menjawab "Ayahmu".
Al-Bukhari dan muslim

Subhanallah, Mahasuci Allah. Hadis ini menunjukan kepada kita bahwa ibu kita tidak hanya sangat penting bagi kita jika kita ingin masuk surga, tetapi mereka juga harus menjadi focus utama kita di dunia ini bila dibanding dengan manusia-manusia lain. Ibu kitalah yang paling layak kita dampingi di dunia ini.
jika kita sedang berbincang dengan seorang teman, lalu ibu kita memanggil, apa yang semestinya kita lakukan?
jika kita sedang membaca dan ibu kita memanggil, apakah kita memintanya menunggu dengan berkata "Sebentar" atau apakah kita langsung menutup buku dan datang kepadanya? Jika kita sedang tidur dan ibu kita memanggil, apakah kita harus turun dari ranjang atau berpura-pura tidak mendengar? Jawabanya ada disana dalam hadist itu.

selagi aku merenungkan cerita-cerita yang sering kudengar tentang anak yang tidak memperlakukan orang tuanya sebagaimana mestinya, aku teringat ayat dari Al-Qur'an yang bila diterjemahkan berbunyi:
Tuhanmu telah memutuskan agar kamu jangan menyembah yang selain Dia, dan agar kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu. Jika salah seorang dari keduanya , atau keduanya, mencapai usia lanjut selagi dalam pemeliharaanmu, jangan katakan kepada mereka "Ah!", dan janganlah bentak mereka, tapi berkatalah dengan kata-kata hormat. Rendahkan hati terhadap keduanya karena kasih, dan katakanlah, "Tuhanku! Kasihinilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku semasa kecil.'
Al-Isra 17:23-24

Aku sangat mujur dapat mengenal seorang ibu yang sudah tidak bisa meninggalkan tempat tidur tetapi begitu beruntung dan diberkahi karena mempunyai seorang putera yang mengamalkan ayat diatas. Selama bertahun-tahun, berkali-kali aku menyaksikan bagaimana ketika ibu itu memanggil, sang putra akan langsung meletakan apapun yang sedang dia kerjakan dan bergegas menemui ibunya. Dia memandikan, menyuapi, dan duduk di samping ibunya hampir setiap detik bila dia ada dirumah. Sang putra, yang belum menikah dan anak semata wayang, merawat ibunya sepanjang hidupnya. Hatiku terharu sekali setiap kali teringat cinta pria ini kepada ibunya. Aku sungguh-sungguh berharap suatu hari kelak punya anak laki-laki sperti pria itu, Insya Allah.

Tidaklah kita semua ingin punya putra seperti dia? Sudah pasti, betul tidak? Kalau begitu, mengapa kita tidak memperlakukan ibu kita seperti pria yang luar biasa ini memperlakukan ibunya?
Jelaslah, ibu pria ini tercantum dalam "Daftar prioritasnya". Di sanalah ibu kita sendiri semestinya berada, bukan begitu? Orang nomor satu dalam daftar prioritas kita. Mri pikirkan. Dimana posisi ibu kalian dalam daftar ini?

Kalian ingat yang ditanyakan Yusuf islam dalam lagunya, My Mother? dia bertanya, "Siapa yang selalu memeluk kita, membersihkan dan memandikan kita, menyuapi kita, dan menemani kita sambil memeluk erat-erat saat kita sakit? Bagaimana dengan satu-satunya orang yang bisa mendengar kita sebelum kita bisa bicara? menuntun kita sebelum kita bisa berjalan? dan mengangkat kita dan membersihkan luka bila kita jatuh?
Benar teman-temanku. tak lain tak bukan, ibu kita. ibu kita...

Izinkan aku bertanya. Adakah disini orang yang bukan putra atau putri seseorang? sudah tentu siapapun disini dibawa kedunia ini oleh perempuan, seorang ibu. Dan perempuan inilah yang menanggung sekian jam rasa sakit sewaktu melahirkan, melewatkan malam-malam tanpa tidur, dan menahan perasaan, hanya demi melihat kita hidup, bahagia, dan sehat di dunia ini. Tidak ada laki-laki yang sanggup melakukan tugas ini, tak peduli apa yang dikatakan Arnold Schwarzenegger dalam filmnya, Junior di tahun 1994.

Sayangnya, meski kita berulang kali diingatkan mengenai pentingnya menghormati, menyayangi, menjaga, berbakti, dan patuh kepada ibu kita, sering kali itulah yang tidak kita lakukan. Pernah kalian pikirkan mengapa kadang-kadang dorongan untuk tidak patuh itu begitu kuat? Mengapa kita sepertinya selalu terdorong untuk berkata "Nanti, Bu!" bila ibu kita meminta tolong untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga? terdorong untuk melawanya? menolaknya? mengapa orang-orang kadang merasa bahwa merawat ibu mereka yang sudah tua adalah beban? Yah, kita bisa melihat bukti kecenderungan ini dari semakin banyaknya panti wreda, betul tidak?

Mari kita renungkan lagi hadis yang diakhiri dengan kalimat ini " Nabi SAW berkata "Teguhlah berbakti kepadanya karena surga terletak di bawah telapak kakinya". Astaghfirullah, semoga Allah mengampuniku. Inilah sebabnya kita merasakan dorongan itu. Aku benar-benar bisa memahami sekarang. Kurasa cara paling sederhana untuk memandang masalah ini adalah begini.
Pada ibu kitalah Surga terletak, betul tidak? Nah, aku ingin bertanya. Siapa yang tidak ingin kita masuk surga? Ayolah, kalian tahu jawabannya. Benar, jawabannya adalah setan, iblis, makhluk yang melanggar perintah Allah. Nah, apa janji mereka kepada Tuhan kita?
Coba pikirkan lagi. Gara-gara kita (manusia), setan dan anak buahnya dihukum ke neraka, karena itu, sebagai pembalasan dendam, mereka sudah berikrar akan mengajak sebanyak mungkin manusia untuk menemani mereka. Sebenarnya, mereka ingin seluruh umat manusia mendampingi mereka melangkah di atas "karpet merah" menuju neraka. Seperti konvoi besar-besaran. Semakin banyak semakin meriah, Betul tidak?

Nah ayo kita rangkum seluruh informasi ini. Sesudahnya, kita tentu bisa menjawab pertanyaan mengapa kita selalu terdorong untuk melawan ibu kita. Inilah kata kuncinya:
Ibu.Kunci.Surga.Setan.Mendampingi.Neraka.
Sudah terjawab teka-tekinya????? Astaghfirullah.
Aku tidak akan pernah lupa perkataan kak Ali dari Ummah Films dalam salah satu klipnya. Setan brengsek. Paling brengsek!. Dia benar sekali. Izinkan aku menyampaiakan cerita yang dikutip dari buku love is the wine, karya Syeikh Muzzaffer Ozak.

Pada suatu hari. Ibrahim bin Adham mencoba memasuki sebuah tempat mandi umum. Si penjaga menghentikannya dan meminta ongkos masuk. Ibrahim tertegun dan mengaku bahwa dia tidak punya uang. Si penjaga menjawab "Kalau tidak punya uang , kau tidak boleh masuk." Ibrahim memekik dan tersungkur ke tanah sambil terisak sedih. Seorang pejalan kaki berhenti untuk menghiburnya. Seseorang menawarinya uang agar dia bisa masuk ke tempat mandi umum itu.
Ibrahim bin Adham berkata "Aku menangis bukan karena ditolak masuk. Ketika penjaga itu meminta uang masuk, aku teringat sesuatu yang lalu membuatku menangis. Jika aku tidak diperbolehkan masuk ke tempat mandi umum di dunia ini kecuali jika aku membayar ongkos, apa ada harapan bagiku untuk diperbolehkan masuk surga? Apa jadinya aku bila mereka menuntut, Amal baik apa yang kau bawa? Apa yang sudah kau perbuat hingga kau layak diizinkan masuk surga? Persis seperti aku ditolak masuk tempat mandi ini karena aku tidak bisa membayar, sudah pasti aku akan ditolak masuk surga jika aku tidak punya amal baik. Itulah sebabnya aku menangis dan meratap.

Semua yang mendengarkanpun merenungkan hidup dan amalan mereka sendiri, dan mereka mulai menangis bersama Ibrahim bin Adham. Astaghfirullah. Betapa benarnya kata-kata yang dituturkan itu! Sewaktu membaca cerita ini, aku juga menyadari sesuatu. Tidak perlu otak jenius untuk menyadari alur cerita ini. Satu tiket Menuju Surga, menuju tempat tinggal abadi kita, terletak pada kepatuhan dan rasa berbakti kita kepada ibu kita. Beliau adalah salah seorang pemegang tiket dan menyimpan salah satu tiket kita untuk masuk surga.

Aku ingin bertanya, apakah kalian mau tiket menuju surga, teman-teman? apakah kalian masih punya kesempatan untuk membuat pemegang tiket kalian bahagia? Apakah kalian masih punya kesempatan untuk berbakti kepada mereka? Untuk berbicara lembut kepada mereka? Untuk bersikap baik kepada mereka? bagaimana?

Jangan biarkan kesempatan kalian terbuang percuma, saudara-saudaraku. Pemegang tiketku sudah lama tiada, dan aku benar-benar rindu padanya. Seandainya saja aku masih bisa melayaninya. Tapi, Sekarang ini, aku hanya bisa berharap dan berdo'a bahwa, entah bagaimana, sewaktu beliau masih hidup ak membuatnya bahagia. Aku hanya bisa berdoa semoga beliau sudah memaafkanku atas kesalahan apaun yang mungkin sudah kulakukan.
Jika pemegang Tiketmu masih ada bersamamu, pergilah menemuinya sekarang. Cium tanganya, dan buatlah dia bahagia. Belailah wajahnya, dan katakan kau mencintainya. Pergilah dan penuhilah tanggug jawabmu supaya kau diperbolehkan masuk ke satu-satunya tempat kita ingin berada untuk selama-lamanya. Surga.


Lihat ini juga


Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah

Artikel Terkait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Bacalah Dan Lihat Perubahan Apa Yang Akan Terjadi Dalam Hidupmu
Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tani-temanggung.blogspot.com/2014/06/satu-tiket-ke-surga.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca artikel ini.

0 komentar:

Post a Comment

Template by Cara Membuat Email | Copyright of DINAMIKA HIDUP.