PETERNAK MADU DI TEMANGGUNG

Posted by Unknown 3 komentar

Bukan hanya ternak bebek, kambing, dan kerbau saja yang perlu digembalakan untuk mendapatkan makanan, ternyata peternak lebah juga menggembalakan piaraannya tersebut untuk mendapatkan tanaman yang sedang berbunga dalam jumlah besar di suatu wilayah.

Bahkan peternak lebah harus menggembalakan ternaknya tersebut hingga ke luar wilayah kabupaten atau bahkan luar provinsi dalam waktu tertentu selama masih banyak tanaman yang berbunga bisa diambil madunya.

Hal tersebut juga dialami Sutrisno (55), peternak lebah di Dusun Krajan, Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.



"Kami sudah biasa 'angon' (menggembala) ke luar daerah dan hal ini harus kami lakukan kalau di daerah sini memang tidak sedang musim bunga," kata Sutrisno yang memiliki 150 kotak lebah tersebut.


Penggembalaan bisa memakan waktu berbulan-bulan di suatu daerah. Tak jarang dia harus menggembalakan lebahnya di sekitar perkebunan, di Probolinggo, Jember, Pasuruan, dan Banyuwangi Jawa Timur.

Para pemilik usaha budidaya lebah harus jeli dengan wilayah-wilayah yang memiliki banyak tumbuhan yang bunganya disukai lebah untuk dihisap sarinya. Tanaman tersebut, antara lain randu, kelengkeng, durian, kopi, dan sebagainya.

"Saat musim bunga pohon randu kami harus membawa lebah kami ke daerah Pati," katanya.

Ia mengatakan, memang harus mengeluarkan biaya untuk menggembalakan lebah, paling tidak ongkos untuk menyewa truk guna mengangkut 150 kotak rumah lebah miliknya.

Sutrisno merupakan satu dari sekitar 50 peternak lebah madu, yang ada di Kecamatan Pringsurat. Pria ini telah menekuni usaha madu sejak tahun 1976.

Keberhasilan Sutrisno selain menjual madu, juga mengembangbiakkan lebah, menjual royal jelly, bee pollen, dan propolis.

Usahanya dari tahun ke tahun terus berkembang, baik dari segi produksi maupun pemasaran. Hal itu didukung pola pengembangbiakan lebah yang tidak terlalu sulit.

Bapak dua anak ini pertama kali memulai bisnisnya dengan 10 kotak lebah madu dan sekarang sudah berkembang menjadi 150 kotak.


Peminat madu Pringsurat, katanya, tidak hanya dari Temanggung saja, melainkan dari luar kota seperti Semarang, Yogyakarta, Bandung, Tasikmalaya, dan Jakarta.

Ia menyebutkan, dari 150 kotak lebah, dalam satu musim panen mampu menghasilkan dua ton madu kapuk, satu ton madu karet, tujuh kuintal madu kelengkeng, dan empat kuintal madu kopi.

Pembagian jenis madu itu berdasarkan jenis bunga dari pohon yang sarinya dihisap oleh lebah.

Hasil madu yang dipanen dia mendapat keuntungan. Setiap botol madu dengan ukuran 650 ml dijual bervariasi. Untuk madu kelengkeng dijual Rp75.000/botol, madu kapuk Rp65.000/botol, madu duren Rp60.000/kg, dan madu plus bee pollen royal jelly Rp150.000/botol.

Menurut dia, beternak lebah harus telaten, sebab dalam satu tahun setidaknya harus melewati masa paceklik, selama lima hingga tujuh bulan. Masa itu, ibarat masa labuh seperti para petani.

Saat masa paceklik atau labuh, dia harus memberi makan lebah dengan gula pasir, setiap satu minggu paling tidak harus memberi makan lebahnya dengan takaran, satu kilogram gula pasir untuk satu kotak lebah atau untuk 150 kotak menghabiskan 1,5 kuintal gula pasir.

"Saat tidak musim bunga kami harus memberi makan lebah dengan gula pasir. Gula pasir ini sebagai pengganti makanan cadangan lebah berupa madu. Jadi, salah jika ada yang beranggapan pemberian gula untuk diproses menjadi madu," katanya.

Budidaya lebah memang sangat menjanjikan keuntungan. Hanya saja para peternak lebah mengalami berbagai kendala, antara lain banyak beredarnya madu palsu, serangan madu impor, dan persaingan tidak sehat antarpenjual.

"Usaha madu itu sebenarnya sangat menjanjikan dari segi ekonomi. Banyak peminatnya, tapi juga ada kendalanya. Selain persaingan, juga faktor alam," katanya.

Kendala lain, adalah semakin berkurangnya lahan perkebunan dengan banyak ditebang pohon-pohon yang kini berganti menjadi perumahan atau kawasan industri. Keadaan itu sangat kontras dengan perkembangan budidaya madu di Indonesia yang dari tahun ke tahun terus berkembang.

Hal itu juga diakui Sri Rusmiyati (49). Istri peternak madu Hendro Sukoco (56), dari Dusun Krajan, Desa Pringsurat mengeluhkan menurunnya penjualan madu. Selain itu, hal yang membuatnya geram adalah banyak beredarnya madu palsu di pasaran dengan harga di bawah rata-rata.

GOA LAWA BEJEN TEMANGGUNG

Keranjang Tembakau Temanggung Harga Paling Murah

Artikel Terkait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PETERNAK MADU DI TEMANGGUNG
Ditulis oleh Unknown
Tolong di share ke teman-teman ya,, artikel rating 5 dari 5.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://tani-temanggung.blogspot.com/2014/06/peternak-madu-di-temanggung.html. Terima kasih sudah singgah dan membaca artikel ini.

3 komentar:

Anonymous said...

minta nomor hp peternak madu di pringsurat

Unknown said...

Apa ada limbah dalam produksinya?

Unknown said...

Apa ada limbah dalam proses pembuatan madu?

Post a Comment

Template by Cara Membuat Email | Copyright of DINAMIKA HIDUP.